Friday, January 23, 2009
Masalah Pendidikan Berbudaya
Masalah Pendidikan Berbudaya
Oleh: Prof. H. Ahmad Samin SiregarPENDIDIKAN merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap bangsa yang ada di dunia pada masa sekarang ini. Dengan kata lain, pada masa kini tidak mungkin suatu bangsa akan memperoleh kemajuan, yang ujung-ujungnya adalah untuk memperoleh kesejahteraan, tanpa melalui dunia pendidikan yang baik, sistematis, dan lengkap.
Sehingga suatu bangsa yang maju dan modern selalu dan pasti bergantung atas maju mundurnya dunia pendidikan yang dikenal dan dikuasai bangsa tersebut. Tanpa dunia pendidikan yang maju, rasa-rasanya suatu bangsa “akan tenggelam ditelan” oleh bangsa yang dunia pendidikannya lebih maju. Hal itu tampak dengan jelas melalui ungkapan yang mengatakan bahwa “orang yang pandai akan mudah menjajah orang yang bodoh”.
Jadi, bangsa yang bodoh akan selalu “menjadi bulan-bulanan” bangsa yang pandai. Hal itu dapat terjadi karena pendidikan itu sangat menentukan perjalanan hidup manusia sehingga pendidikan akan dapat menjamin maju mundurnya budaya manusia yang memperoleh pendidikan tersebut. Sejumlah negara di dunia ini menunjukkan bahwa pendidikan yang maju selalu akan memberikan jaminan menjadi negara yang aman, sentosa dan makmur.
Pendidikan merupakan hal yang sangat menentukan perjalanan hidup serta arah pembangunan bagi bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, kemajuan dan kemunduran bangsa Indonesia dapat ditentukan dari perkembangan dunia pendidikan yang ada selama ini di Indonesia. Apabila dunia pendidikan di Indonesia maju sudah tentu pula bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang maju.
Semuanya hal ini tentu saja akan memudahkan untuk memperoleh keuntungan dalam menyejahterakan bangsa Indonesia. Sebaliknya, apabila dunia pendidikan di Indonesia tidak berlangsung dengan baik, bangsa Indonesia pasti akan mengalami kemunduran dan ketertinggalan dari bangsa-bangsa lainnya. Jadi, kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia sangat ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan yang ada di Indonesia.
Untuk itu pada era komunikasi dan era globalisasi yang penuh dengan tantangan ini, bangsa Indonesia harus menjawabnya lewat dunia pendidikan disampaikan dengan cara-cara yang berbudaya sehingga anak-anak didik lebih arif dan bijaksana dalam mengharungi kehidupan zaman sekarang ini yang penuh dengan tantangan masalah “pendidikan berbudaya” ini selalu menyangkut berbagai kelengkapan pendidikan yang ada di sekolah-sekolah (dunia pendidikan).
Kelengkapan pendidikan itu menyangkut tiga faktor utama yaitu : 1) faktor guru (tenaga pendidik), 2) faktor sistem pendidikan, dan 3) faktor perlengkapan lainnya dalam proses belajar-mengajar.
Ketiga faktor ini sangatlah menentukan perkembangan dan kualitas dunia pendidikan yang ada di Indonesia pada sekarang ini. Hal ini tentu saja sangat berkaitan erat serta paling menentukan arah dan tujuan pembangunan bangsa Indonesia ke masa depan. Arah dan tujuan pembangunan itu adalah menjadikan bangsa Indonesia menjadi sejahtera batiniah dan lahiriah.
Guru Sangat Menentukan
Faktor guru, umpamanya, sangat menentukan arah dan tujuan “pendidikan berbudaya” ini. Guru yang mengajar di sekolah-sekolah seharusnyalah guru yang berkualitas dan kuantitasnya juga cukup memadai. Guru yang berkualitas tentunya akan mampu memberikan ilmu yang sangat bermanfaat untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari oleh anak didik.
Di samping itu, jumlah guru yang berkualitas ini pun sebaiknya diperbanyak pula jumlahnya dengan cara memberikan bimbingan-bimbingan, penyuluhan-penyuluhan, penataran-penataran, dan dengan memberikan kesempatan untuk menambah ilmu bagi guru-guru tersebut.
Guru yang baik, dalam bidang studi apa pun, tentu saja harus mampu menanamkan kepada anak didiknya rasa cinta yang mendalam akan ilmu pengetahuan. Di samping itu, seorang anak didik mau pula menghargai (pendapat) orang lain. Tujuannya ialah agar ilmu yang disampaikan itu berguna bagi masyarakat umumnya. Semuanya ini bermuara supaya guru dapat menjadi contoh teladan bagi anak didiknya.
Faktor sistem pendidikan yang tepat turut pula menentukan kualitas anak didik. Untuk itulah, perlu kiranya, sistem pendidikan yang ada di sekolah-sekolah di Indonesia ini dibenahi dari masa ke masa.
Anak didik yang baik dan pintar tentu saja sangat berkaitan erat dengan sistem pendidikan yang ada sekarang ini di sekolah-sekolah tersebut. Sistem pendidikan itu seharusnya mempunyai keseimbangan di antara pendidikan yang berisikan ilmu pengetahuan dengan pendidikan yang berbasiskan moral. Di sini pulalah, peranan pendidikan agama sangat menentukan arah dan kemudian hasil akhir dari pendidikan yang dilaksanakan tersebut.
Pendidikan agama sangat menentukan hasil dari apa yang maju. Artinya, pendidikan tersebut adalah dasar dan tonggak mutlak yang sangat penting dan sangat menentukan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia. Oleh sebab itulah, pada masa kini bangsa Indonesia harus dapat menguasai dunia pendidikan dengan sebaik-baiknya dan hal itu tidak mungkin ditawar-tawar lagi.
Masalah Pendidikan Berbudaya
Pendidikan yang ada di Indonesia harus disampaikan dengan cara-cara yang berbudaya. Hal ini perlu diperhatikan benar agar dunia pendidikan di Indonesia, yang selalu berorientasi dan mengutamakan pendidikan sains dan teknologi, harus disampaikan dengan “berbalutkan budaya” sehingga dapat memberikan ketenangan dan kenikmatan bagi diri dan kehidupan bangsa Indonesia.
Kalau hal itu tidak diperhatikan dengan baiki, dunia pendidikan di Indonesia akan menghasilkan “manusia-manusia robot” saja yang dapat bekerja kalau “ditentukan dan diprogram oleh tuannya”.
Akibatnya, sudah tentu anak-anak didik di sekolah-sekolah, mungkin juga di perguruan tinggi, akan memperoleh ilmu pengetahuan yang “kering” sehingga membuat mereka menjadi “kaku” dan “kurang (bahkan tidak) manusiawi”. Sudah tentu hal yang menyedihkan seperti ini tidak diharapkan dapat terjadi masa kini pada anak-anak didik di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia.
“Pendidikan berbudaya” merupakan kebijakan terarah yang seharusnya dapat dilaksanakan di tiap sekolah yang ada di Indonesia. Kebijakan ini perlu dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan terus-menerus sehingga anak-anak didik dapat kiranya dibentuk menjadi manusia-manusia yang bermoral dan berilmu. Pendidikan yang berasaskan pada moral akan menjadikan anak-anak didik mampu mengharungi kehidupan di dunia ini dengan penuh perhatian dan rasa kasih sayang di antara sesama manusia.
Hal ini pasti sangat diperlukan agar manusia Indonesia sensitif dengan penderitaan manusia lainnya. Sedangkan anak didik yang berilmu pula akan menjadikannya dapat dan mampu memberikan kebahagiaan bagi masyarakatnya karena penemuan-penemuan yang sangat bermanfaat bagi kesejahteraan manusia umumnya. Jadi, manusia-manusia yang bermoral dan berilmu tersebut sangatlah diperlukan di dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya.
Tujuan pendidikan di Indonesia seharusnya dapat diarahkan untuk membina anak-anak didik agar menjadi orang-orang yang berbudaya dan sensitif dengan lingkungannya. Pendidikan, di dalam bidang apa pun termasuk di bidang sains dan teknologi, seharusnya telah diterima oleh si anak didik. Apabila pendidikan agama, yang juga berisikan ajaran moral, sampai ke sanubari anak didik akan terjadi perubahan sikap dan tingkah laku anak didik itu. Perubahan itu tentu akan membawa nilai yang positif bagi kehidupan manusia.
Faktor perlengkapan proses belajar-mengajar juga ikut serta menentukan kualitas anak didik yang ada di satu sekolah. perlengkapan proses belajar-mengajar ini, antara lain yang sangat penting, menyangkut gedung sekolah dan alat-alat mengajar lainnya. Masih banyak lagi gedung sekolah, baik di pedesaan, maupun di perkotaan, yang kurang memadai. Sudah tentu, hal yang seperti ini akan mengakibatkan anak didik kurang aktif dalam melaksanakan proses belajarnya.
Masalah yang seperti ini sealu saja muncul karena perlengkapan proses belajar-mengajar yang ada di sekolah-sekolah sekarang ini umumnya sangat memprihatinkan. Lagi pula kondisi sekolah pun di banyak tempat sangat kurang dapat “dipertanggungjawabkan”.
Memang, ada juga sekolah dengan keadaan seadanya saja, tetapi tetap mampu juga memberikan pendidikan secara maksimal seperti sekolah Muhammadiyah yang kupak-kapik dalam film “Laskar Pelangi”. Gambaran sekolah yang seperti itu masih banyak juga ditemukan di berbagai daerah di Indonesia pada masa kini.
Penutup
Pendidikan sangat menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Bangsa yang terdidik sudah tentuk akan menguasai dunia sains dan teknologi dengan baik. Namun, perlu pula diperhatikan bahwa pendidikan itu seharusnya dapat diisi dengan nilai-nilai budaya dan nilai-nilai moral.
Jadi, arah dan tujuan pendidikan itu akan menjadi jelas untuk “membangun dan membina manusia Indonesia seutuhnya”. Pembangunan itu dilaksanakan dengan menyeimbangkan pembangunan lahiriah/jasmaniah dan pembangunan rohaniah/batiniah sehingga terwujud masyarakat Indonesia yang adil, sejahtera dan makmur.
Masalah “Pendidikan Indonesia” menjadi tanggung jawab semua pihak yang berkepentingan dengan keberadaan dan kemajuan bangsa Indonesia. “Pendidikan berbudaya” tentu akan mengarahkan anak didik untuk dapat menjadi manusia-manusia Indonesia bermoral yang tangguh dan berilmu pengetahuan yang berkualitas.
“Pendidikan berbudaya” merupakan tujuan bangsa Indonesia di dalam menciptakan manusia-manusia Indonesia yang memiliki keseimbangan antara kebutuhan batiniah dengan kebutuhan lahiriah.***
Penulis adalah Guru Besar Fakultas Sastra USU.
Labels:
Tak tahu lagi orange
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Blog Archive
-
2009
(104)
- October(1)
- July(2)
- May(6)
- April(12)
- March(15)
- February(40)
-
January(28)
- Lowongan Creasion Brand
- PT. Lancar Jaya
- PT. Permata Indonesia
- Lowongan BUMN PT. Pertamina (Persero) 2009
- Hentikan Eksploitasi pada Guru Honorer
- Beasiswa
- Guru, elemen yang terlupakan
- RUU BHP - Usulan Pemisahan BHP Pendidikan Tinggi
- RUU BHP Masuki Tahap Uji Publik
- Pilpres Dilaksanakan 8 Juli 2009
- 10 Cara Pintar Belajar paling manjur
- Panduan mencari Sekolah and PTN/PTS
- Masalah Pendidikan Berbudaya
- PENDIDIKAN INDONESIA KEHILANGAN NILAI LUHUR KEMANU...
- Syair Jayabaya
- Lowongan Kerja Telekom aceh
- PART TIMER DATA ENTRY
- PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk
- PT. Bank Ekonomi, Tbk
- Bank BII
- IT company consultant
- Membedah Industri Pendidikan Tinggi
- Ketika Dosen dan Mahasiswa Saling Menilai
- Kemiskinan dan Kesempatan Memperoleh Pendidikan
- Pendidikan Murah? "Ah... Ndobos!"
- MAHAL MASUK KULIAH
- Pendidikan yang Mengubah Hati
- IKOMA Sumbang Bus Fisip
Blog Archive
-
▼
2009
(104)
-
▼
January
(28)
- Lowongan Creasion Brand
- PT. Lancar Jaya
- PT. Permata Indonesia
- Lowongan BUMN PT. Pertamina (Persero) 2009
- Hentikan Eksploitasi pada Guru Honorer
- Beasiswa
- Guru, elemen yang terlupakan
- RUU BHP - Usulan Pemisahan BHP Pendidikan Tinggi
- RUU BHP Masuki Tahap Uji Publik
- Pilpres Dilaksanakan 8 Juli 2009
- 10 Cara Pintar Belajar paling manjur
- Panduan mencari Sekolah and PTN/PTS
- Masalah Pendidikan Berbudaya
- PENDIDIKAN INDONESIA KEHILANGAN NILAI LUHUR KEMANU...
- Syair Jayabaya
- Lowongan Kerja Telekom aceh
- PART TIMER DATA ENTRY
- PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk
- PT. Bank Ekonomi, Tbk
- Bank BII
- IT company consultant
- Membedah Industri Pendidikan Tinggi
- Ketika Dosen dan Mahasiswa Saling Menilai
- Kemiskinan dan Kesempatan Memperoleh Pendidikan
- Pendidikan Murah? "Ah... Ndobos!"
- MAHAL MASUK KULIAH
- Pendidikan yang Mengubah Hati
- IKOMA Sumbang Bus Fisip
-
▼
January
(28)
About Me
- kojek
0 comments: